Pengelolaan kotoran dan limbah unggas saat ini banyak menjadi dilema para pelaku bisnis ini, utamanya mereka yang tidak memiliki sumberdaya tambahan untuk pengelolaan kotoran dan limbah unggas.
Bagi peternak umumnya hal tersebut memungkinkan untuk pengelolaan lebih lanjut mengingat biasanya peternak memiliki fasilitas cukup memadai, seperti ketersediaan lahan olahan dan ditunjang oleh faktor sosial kemasyarakatan, dimana masyarakat umumnya juga memiliki kerja dan kepentingan untuk menggunakan limbah tersebut lebih lanjut. Penggunaan umumnya yang dilakukan oleh peternak adalah pengalihan pakan ternak seperti pembuatan pakan ikan dari limbah.
Namun bagaimana halnya dengan pangkalan yang kebetulan berfungsi sebagai tempat singgah sementara dan tempat pemrosesan unggas sebelum ketangan konsumen. Ada beberapa pengusaha pangkalan yang menerima keluhan langsung dari masyarakat dan mendapat teguran dari dinas kesehatan setempat terkait operasional kegiatan yang kurang memperhatikan lingkungan. Pengelolaan kotoran dan limbah menjadi prioritas yang tinggi. Mengingat hal tersebut akan mempengaruhi kesehatan konsumen juga.
Lalu bagaimana cara pengelolaan kotoran dan limbah unggas tersebut? beberapa pengusaha sudah melakukan upaya pengumpulan kotoran limbah secara berkala dengan melibatkan tenaga kerja tambahan yang skill dan pengetahuan tidak dipersyaratkan, biasanya kesungguhan adalah menjadi persyaratan pekerja untuk bekerja pada kegiatan tersebut, pekerja dapat siapa saja selain upah untuk hal tersebut sebenarnya tidak mahal. Malahan ada beberapa pengusaha pangkalan yang memberikan cuma-cuma kepada penduduk sekitar untuk memanfaatkan kotoran dan limbah ayam untuk digunakan lebih lanjut. Penggunaan kotoran serta limbah oleh penduduk biasanya mereka merupakan pengumpul kotoran dan limbah. Hal tersebut merupakan salah satu cara mencegah timbulnya permasalahan diatas.
(bersambung)
Bagi peternak umumnya hal tersebut memungkinkan untuk pengelolaan lebih lanjut mengingat biasanya peternak memiliki fasilitas cukup memadai, seperti ketersediaan lahan olahan dan ditunjang oleh faktor sosial kemasyarakatan, dimana masyarakat umumnya juga memiliki kerja dan kepentingan untuk menggunakan limbah tersebut lebih lanjut. Penggunaan umumnya yang dilakukan oleh peternak adalah pengalihan pakan ternak seperti pembuatan pakan ikan dari limbah.
Namun bagaimana halnya dengan pangkalan yang kebetulan berfungsi sebagai tempat singgah sementara dan tempat pemrosesan unggas sebelum ketangan konsumen. Ada beberapa pengusaha pangkalan yang menerima keluhan langsung dari masyarakat dan mendapat teguran dari dinas kesehatan setempat terkait operasional kegiatan yang kurang memperhatikan lingkungan. Pengelolaan kotoran dan limbah menjadi prioritas yang tinggi. Mengingat hal tersebut akan mempengaruhi kesehatan konsumen juga.
Lalu bagaimana cara pengelolaan kotoran dan limbah unggas tersebut? beberapa pengusaha sudah melakukan upaya pengumpulan kotoran limbah secara berkala dengan melibatkan tenaga kerja tambahan yang skill dan pengetahuan tidak dipersyaratkan, biasanya kesungguhan adalah menjadi persyaratan pekerja untuk bekerja pada kegiatan tersebut, pekerja dapat siapa saja selain upah untuk hal tersebut sebenarnya tidak mahal. Malahan ada beberapa pengusaha pangkalan yang memberikan cuma-cuma kepada penduduk sekitar untuk memanfaatkan kotoran dan limbah ayam untuk digunakan lebih lanjut. Penggunaan kotoran serta limbah oleh penduduk biasanya mereka merupakan pengumpul kotoran dan limbah. Hal tersebut merupakan salah satu cara mencegah timbulnya permasalahan diatas.
(bersambung)
