Terimakasih pada rekan profesi dan konsumen yang sudah berpartisipasi pada pengembangan content www.juraganunggas.co.cc, khususnya Bpk. Dani di Cisalak, Depok melalui emailnya kemarin menanyakan tentang apa itu unggas sebenarnya serta informasi seputar mentok yang lebih detail, untuk hal tersebut beliau minta dipublikasikan sehingga berguna bagi rekan yang lain
. Rekan-rekan dapat melihat pada google atau search engine yang lain, tetapi untuk memudahkan dan menyamakan persepsi saya coba mengutip informasi yang ada pada situs Wikipedia Indonesia sebagai berikut
.
Unggas (
Inggris:
poultry) adalah jenis
hewan ternak kelompok
burung yang dimanfaatkan untuk
daging dan/atau
telurnya. Umumnya merupakan bagian dari ordo
Galliformes (seperti
ayam dan
kalkun), dan
Anseriformes (seperti
bebek).
Kata unggas juga umumnya digunakan untuk burung
pedaging seperti di atas. Lebih luasnya, kata ini juga dapat digunakan untuk daging burung jenis lain seperti
merpati.
Bagian paling berdaging dari burung adalah
otot terbang pada
dada, serta otot jalan pada segmen pertama dan kedua pada
kakinya.
Mentok
Klasifikasi Mentok adalah sebagai berikut; kerajaan termasuk
Animalia, filum
Chordata, kelas
Aves, ordo
Anseriformes, famili
Anatidae, genus
Cairina, spesies
Cairina moschata (Linnaeus, 1758).
Mentok peliharaan adalah sejenis
burung atau
unggas yang termasuk keluarga
bebek. Istilah
mentok berasal dari
bahasa Jawa; di tempat lain ia mungkin disebut dengan salah satu atau beberapa nama berikut:
entok,
enthok atau
entog (
Sd.,
Bms.),
basur (Bms.),
itik manila, atau
bebek manila (Ind.). Dalam
bahasa Inggris disebut
Muscovy Duck atau
Barbary Duck.
Di Indonesia unggas ini adalah sepenuhnya hewan peliharaan, yang diternakkan terutama untuk dagingnya. Asal-usul mentok peliharaan adalah dari
Meksiko,
Amerika Tengah dan
Amerika Selatan, di mana populasi burung ini hidup alami dan liar di
rawa-rawa berhutan dan wilayah berpaya di sekitar
danau dan
sungai; termasuk di hilir lembah Sungai Rio Grande di
Texas. Populasi lepasan yang meliar (
feral) juga dijumpai di
Florida bagian selatan.
Hewan persilangan antara bebek dan mentok biasa disebut
tiktok, yakni
akronim dari
itik dan
entok, sedangkan persilangan antara entok dan bebek disebut
tongki.
Mentok jantan liar dapat mencapai 86 cm, dari ujung paruh hingga ke ujung ekor. Dan beratnya bisa sampai 3 kg. Mentok betina lebih kecil, sampai sekitar 64 cm dan 1,3 kg. Mentok peliharaan biasanya lebih gemuk, di mana jantan bisa mencapai 7 kg dan betina mencapai 5 kg. Berwarna dominan hitam dan putih, mentok memiliki kulit atau tonjolan kulit berwarna merah dan hitam di sekitar mata dan wajah. Paruh gemuk pendek khas bebek, putih kemerahan; kaki gemuk pendek berselaput renang, abu-abu kehitaman. Ekor memipih datar agak lebar.
Meskipun pandai terbang, mentok peliharaan hampir tak pernah terbang jauh. Unggas ini sering terlihat berjalan bersama kelompoknya, perlahan-lahan dan tak pernah tergesa-gesa, dengan ekor bergoyang ke kanan dan ke kiri untuk mengimbangi tubuh (
Jw.,
megal-megol) sehingga berkesan lucu.
|
Mentok jantan alias basur |
Mentok liar di alamnya tidur di atas cabang-cabang pohon. Akan tetapi mentok peliharaan biasanya tidur di atas tanah. Di pedesaan di Jawa, mentok jarang dikandangkan. Dibiarkan bebas berkeliaran mencari makanannya sendiri, terutama di sekitar saluran air, sungai dan sawah. Mentok memakan aneka
siput,
cacing,
serangga air,
yuyu kecil dan pucuk-pucuk tumbuhan. Oleh pemiliknya, mentok kerap diberi makan
dedak bercampur air dan sisa-sisa makanan.
Unggas ini tidak berisik, tidak seperti
itik petelur. Mentok betina mengeluarkan desisan dan desahan sambil berjalan. Mentok jantan kadang-kadang mengeluarkan desis keras sambil menggerakkan kepala maju mundur (Jw.,
nyosor), untuk memperingatkan atau mengusir pengganggu.
Mentok bertelur hingga kurang-lebih 10 butir, yang dierami oleh betinanya selama sekitar 5 minggu.
Jenis mentok liar yang terdapat di Indonesia adalah
mentok rimba (
Cairina scutulata). Unggas ini menyebar luas secara alami mulai dari
India,
Asia Tenggara hingga
Sumatra dan
Jawa. Populasi mentok rimba kini terancam kepunahan, karena perburuan dan terutama karena perubahan habitat yang drastis. Di Jawa, hewan ini sekarang diduga sudah punah.
Daging mentok disukai orang, terutama di pedesaan. Rasanya yang kuat dan tidak begitu berbau, tak seperti daging itik petelur, menjadikan daging unggas ini sebagai salah satu favorit di samping daging
ayam.
Ada berbagai macam masakan daging mentok. Yang paling sederhana namun enak ialah
mentok bakar, dengan bumbu sedikit
garam dan
bawang putih dilengkapi dengan sambal
tomat hijau atau sambal
jeruk nipis (cara
Dompu). Dari
Kudus dikenal masakan
sweeke enthok [1], dari
Indramayu dikenal masakan
pedesan entog [2]. Dari
Tambak, Banyumas terkenal masakan
sate dan gule bebek; yang sebetulnya adalah sate dan gule mentok. Demikian pula, kebanyakan bebek goreng atau pecel bebek pada gerai
pecel lele Lamongan di tepi jalan di banyak kota sebetulnya adalah mentok goreng. Sementara dari
Tegal juga dikenal
kupat blengong, ketupat dengan masakan daging
blengong atau
brati, yakni hasil persilangan mentok dengan itik petelur.
Rujukan :