Kami mengetahui sepenuhnya bahwa praktek pemotongan hewan di Indoensia disandarkan kepada aturan terkait dengan agama, yang sama-sama kita yakini bahwa aturan yang bersandar agama tersebut sudah pasti memenuhi persayaratan kesehatan juga, mana ada agama yang mengabaikan aspek kesehatan manusia?.
Salah satu rekan kita menanyakan tentang aspek yang pengelolaan unggas sebelum dipotong yang terkait dengan ibadah, beliau menginformasikan tentang praktek pemotongan unggas yang sudah baik di masyarakat dan tidak perlu di kuatirkan oleh konsumen, seperti memfokuskan aspek berikut; memastikan hewan sehat, penggunakan pisau tajam, mengucap asma Allah, memberikan kesenangan untuk unggas sebelum dipotong dengan diberikan makanan yang baik dan tidak melakukan tindak kekerarasan untuk menyakiti secara fisik. Namun ada hal yang mungkin terlewat dari rekan kita tersebut yang mungkin dapat berguna bagi rekan lain untuk memetik pelajaran, sebenarnya terdapat hal yang biasa diabaikan yang juga penting terkait nilai ibadah atau keamanan pangan itu sendiri yaitu kondisi tempat pemotongan hewan. Kebetulan praktek pemotongan tersebut ada pada sekitar kita, dipasar dan dilingkungan rumah. Bukan tidak mungkin hewan yang baik akan terkena kotoran dan akan tercemar kuman penyakit.
Untuk itu dibutuhkan peran semua pihak untuk membenahani permasalahan tersebut, pihak yang sepatutnya terlibat adalah mulai dari pemerintah khususnya pemerintah daerah terkait dengan pengelolaan pasar dan unggas dan pihak lain seperti ibu rumah tangga dan organisasi masyarakat (khususnya yang melibatkan ibu rumah tangga seperti RT, RW, Posyandu, PKK, Pengajian dan Pengurus Rumah Ibadah seperti Masjid), dan organisasi veternitas.Hal tersebut biasa kita kenal dengan kesehatan masyarakat veternitas (kesmapet)
Upaya pembinaan yang baik dari pemerintah maupun dari kalangan professional (dokter hewan atau profesi PDHI) ditunjang dengan pemberdayaan masyarakat berupa usaha meningkatkan pemahaman masyarakat akan arti penting kesehatan masyarkat merupakan hal yang penting. Saya pribadi yakin jika kesmavet kurang populer, banyak dikalangan kita yang kurang memahami arti penting kesmavet di masyarakat. Untuk itu usaha melibatkan peran aktif masyarakat sehingga dapat berhati-hati dalam usaha peningkatan kesehatan masyarakat veteriner. Hal tersebut tidak menjadi dasar acuan untuk melakukan pemotongan pada Rumah Potong Unggas (RPU) untuk mendapatkan unggas yang aman, sehat, utuh dan halal (ASUH). Mmengingat unggas menuntut atas kebersihan tempat, kebersihan peralatan, termasuk kebersihan kendaraan operasional yang kesemuanya dapat diperoleh melalui program sanitasi yang dilakukan secara efektif dan teratur sehingga dapat menghilangkan sisa-sisa makanan / bahan baku serta kotoran lain yang mungkin mengandung bahan penyebab keracunan makanan atau mikroorganisme pembusuk yang dapat menjadi sumber kontaminasi.
(semoga bermanfaat)
Salah satu rekan kita menanyakan tentang aspek yang pengelolaan unggas sebelum dipotong yang terkait dengan ibadah, beliau menginformasikan tentang praktek pemotongan unggas yang sudah baik di masyarakat dan tidak perlu di kuatirkan oleh konsumen, seperti memfokuskan aspek berikut; memastikan hewan sehat, penggunakan pisau tajam, mengucap asma Allah, memberikan kesenangan untuk unggas sebelum dipotong dengan diberikan makanan yang baik dan tidak melakukan tindak kekerarasan untuk menyakiti secara fisik. Namun ada hal yang mungkin terlewat dari rekan kita tersebut yang mungkin dapat berguna bagi rekan lain untuk memetik pelajaran, sebenarnya terdapat hal yang biasa diabaikan yang juga penting terkait nilai ibadah atau keamanan pangan itu sendiri yaitu kondisi tempat pemotongan hewan. Kebetulan praktek pemotongan tersebut ada pada sekitar kita, dipasar dan dilingkungan rumah. Bukan tidak mungkin hewan yang baik akan terkena kotoran dan akan tercemar kuman penyakit.
Untuk itu dibutuhkan peran semua pihak untuk membenahani permasalahan tersebut, pihak yang sepatutnya terlibat adalah mulai dari pemerintah khususnya pemerintah daerah terkait dengan pengelolaan pasar dan unggas dan pihak lain seperti ibu rumah tangga dan organisasi masyarakat (khususnya yang melibatkan ibu rumah tangga seperti RT, RW, Posyandu, PKK, Pengajian dan Pengurus Rumah Ibadah seperti Masjid), dan organisasi veternitas.Hal tersebut biasa kita kenal dengan kesehatan masyarakat veternitas (kesmapet)
Upaya pembinaan yang baik dari pemerintah maupun dari kalangan professional (dokter hewan atau profesi PDHI) ditunjang dengan pemberdayaan masyarakat berupa usaha meningkatkan pemahaman masyarakat akan arti penting kesehatan masyarkat merupakan hal yang penting. Saya pribadi yakin jika kesmavet kurang populer, banyak dikalangan kita yang kurang memahami arti penting kesmavet di masyarakat. Untuk itu usaha melibatkan peran aktif masyarakat sehingga dapat berhati-hati dalam usaha peningkatan kesehatan masyarakat veteriner. Hal tersebut tidak menjadi dasar acuan untuk melakukan pemotongan pada Rumah Potong Unggas (RPU) untuk mendapatkan unggas yang aman, sehat, utuh dan halal (ASUH). Mmengingat unggas menuntut atas kebersihan tempat, kebersihan peralatan, termasuk kebersihan kendaraan operasional yang kesemuanya dapat diperoleh melalui program sanitasi yang dilakukan secara efektif dan teratur sehingga dapat menghilangkan sisa-sisa makanan / bahan baku serta kotoran lain yang mungkin mengandung bahan penyebab keracunan makanan atau mikroorganisme pembusuk yang dapat menjadi sumber kontaminasi.
(semoga bermanfaat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan diisi disini, terimakasih atas kritik-saran Anda.